Pesan untukmu,,,

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” (Anak Semua Bangsa-Pramudya Ananta Toer)

Minggu, November 09, 2008

TEMBANG ILALANG: "SEBUAH KIDUNG MESRA PERJUANGAN BANGSA"

Judul Buku : Tembang Ilalang ‘Pergolakan Cinta Melawan Tirani’
Penulis : MD. Aminudin
Penerbit : Semesta
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2008
Tebal Buku : 510 Halaman
Harga Buku : Rp 54.000,00

“Tetapi Soekarno sendiri telah membuka tangannya bagi kerja sama dengan jepang.”
“Tak ada hak bagi Soekarno melakukan itu!”
“Tuan tak mengakui Soekarno sebagai duta rakyat?”
“Tidak pantas disebut duta jika ia membiarkan puluhan ribu rakyat buat dijadikan pekerja paksa….” (halaman 415).

Demikianlah, sebuah potongan dialog yang dimunculkan oleh Aminudin dalam Novel Tembang Ilalang yang baru diluncurkan bulan Agustus ini. Sebuah novel yang mengangkat tajuk Pergolakan cinta Melawan Tirani ini hadir sebagai novel yang menghadirkan warna baru dalam dunia sastra Indonesia. Sebelumnya, dengan mengusung genre yang sama yaitu novel islami yang mengambil latar belakang sejarah bangsa Indonesia, hadir pula De Winst karya Afifah Afra yang terbit pada awal tahun lalu.
Tembang Ilalang menyajikan sebuah cerita yang berbeda dengan novel-novel islami pernah terbit sebelumnya. Lewat tokoh Asroel, Rukmini, dan Larto, Aminudin berusaha menggambarkan bagaimana perjuangan dan liku keidupan yang dialami oleh rakyat Indonesia zaman penjajahan Belanda sampai Jepang. Jika pada masa awal perkembangannya, novel islami menggunakan kata-kata yang tegas untuk mendeskripsikan ajaran Islam, novel ini berbeda. Tembang Ilalang mengajak pembaca untuk menikmati dan merasakan betapa indahnya ajaran Islam dan betapa ajaran Islam selalu menolak segala bentuk penjajahan yang ada di muka bumi ini.
Novel ini juga mengajak pembaca untuk memutar ulang pengetahuan pembaca tentang sejarah bangsa Indonesia. Tembang Ilalang mengambil setting waktu tahun 1930an sampai masa penjajahan di Indonesia yang beralih pada Jepang. Semua getir kehidupan rakyat Indonesia berusaha penulis rekam dalam novel tersebut. Maka, tidak salah jika Taufik Ismail memberikan kepada sang penulis novel. “Tidak ringan menggarap novel dengan latar belakang sejarah. Pembaca diingatkan pada bagian-bagian getir dari pengalaman bangsa. Dan itu perlu!”
Tembang Ilalang juga menyajikan sisi lain tentang perjuangan rakyat Indonesia dari kalangan bawah. Mereka yang berhadapan langsung dengan kebengisan penjajah dan tak terhitung duka yang kemudian menggelayuti kehidupan mereka selanjutnya. Pengetahuan sejarah yang berbeda dengan yang biasa kita dapatkan di sekolah-sekolah umum pun bisa kita dapatkan di sini. Penulis memberikan pertentangan yang terjadi antara kelompok merah yang biasa kita kenal dengan nama PKI (Komunis) dan kaum agama. Ada juga potongan-potongan dialog yang menggambarkan ketidakcocokan penulis dengan Soekarno yang terlalu diagung-agungkan saat masa menjelang kemerdekaan. kutipan di atas adalah salah satu contoh cuplikan dialog tersebut.
Kemahiran penulis untuk meramu antara keindahan bahasa dan sejarah bangsa ini mampu mengajak pembaca untuk ikut membayangkan bagaimana keadaan rakyat kita saat masa penjajahan dulu. betapa tragis dan ironisnya. Hanya saja, gambaran yang menggunakan deskripsi yang terlalu panjang terkadang juga membuat pembaca sedikit bosan dengan sajian oleh penulis. Untungnya, kelihaian penulis untuk kemudian menarik pembaca mampu membuat pembaca kembali menikmati cerita yang disajikan.
Novel islami yang cukup mengajak pembaca kembali pada masa lalu Indonesia ini tentu saja cocok dibaca oleh siapapun. Pelajar SMA, mahasiswa, guru, dosen, sejarahwan, dan tentu saja penikmat sastra. Bahkan novel ini bisa saja membuat orang yang tidak suka dengan sejarah mulai menyukainya. Bagaimanapun juga, Tembang Ilalang telah mampu memberi warna baru dalam kesusastraan Indonesia dengan gaya baru yang dibawanya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

aku baca novel ini,ceritanya mengingatkanku pada sebuah cerita dalam novel karya remy silado yakni "Kembang Djepun"......

saya mengatakan...

novel ini sungguh luar biasa. pengarangnya secara canggih menautkan berbagai dimensi yang jarang ditemui di novel islami lain; sejarah dengan percintaan, idiologi degan petualangan, entik dengan bahasa. novel ini sungguh mengayakan pembacanya. sangat bergizi