Pesan untukmu,,,

“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” (Anak Semua Bangsa-Pramudya Ananta Toer)

Senin, November 10, 2008

rintik hujan...


ehmmm....
wangi sekali bau tanah yang terguyur air hujan siang ini...
mengingatkanku pada sebuah tempat yang begitu damai...

ahh, dan aku kembali sendiri...sepi,,,
aku suka sendiri, sangat suka...tapi, bukankah sebagai manusia dan layaknya manusia normal lainnya aku juga ingin ditemani...sudahlah, tak baik juga jika aku terlalu larut dalam sepi ini...
bukankah akan lebih baik jika kunikmati saja sepi...ku ajak berdansa dan menikmati rintik hujan yang kemudian menjadi deras di luar sana....

ahh,,hujan...
selalu romantis...bukankah begitu juga yang kau rasa??
dalam film-film yang seringkali ditayangkan di televisi, hujan selalu membawa suasana yang romantis. hujan sering dibarengi dengan pertemuan antara sepasang kekasih, atau mungkin juga hati yang sedang patah hati. tapi, terkadang juga membawa suasana horor dan mistis...hee....(hati-hati di belakangmu...)

ehm...dan bagiku hujan adalah satu keindahan tersendiri. bukan karena suasana romantis atau horor yang mungkin ada karenanya, tapi hujan bisa menemaniku... seperti sekarang ini, saat aku sendiri dan tanpa teman yang bisa ku ajak berbagi cerita,,,tiba-tiba hujan turun dan menjadi teman yang setia di sini, menemani telingaku dengan suara gemericik air yang turun ke bumi. padahal tadi suasana begitu panasnya,,,

hujan....

4 komentar:

Anonim mengatakan...

aku suka wangi tanah sehabis hujan. kemarau yang telah membuatnya kering menyimpan partikel-pertikel kerinduan yang membuat wangi tanah. Aku akan memandangi hujan, seperti aku memandang indah kenangan.

Anonim mengatakan...

tANGANMU GAK TERKADANG NAKAL, TAPI SELALU NAKAL..........

Anonim mengatakan...

akhirnya, semua akan tiba pada suatu hari yang biasa, pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.
mungkin sepenggal kalimat itu dapat dianalogikan sebagai intepretasi kita tentang kematian, bahwa suatu hari yang biasa dan yang telah lama kita ketahui adalah hari kematian.

Anonim mengatakan...

Tutut makanan alternatif

Wah kemarin aku makan tutut dari ibu-ibu yang berkeliling kos-kosan. Seru sekali, padahal makannya hanya sendirian. Aku jadi ingat beberapa waktu lalu membaca majalah Time ada artikel yang bercerita pesta makanan serangga. Memang, dilihat dari proteinnya, serangga cukup bergizi. Mereka juga bisa jadi alternatif daging-daging dari hewan besar, yang untuk membiakkannya perlu lahan besar.

Tapi...masak serangga?? Nah, daripada serangga, kukira tutut jauh lebih baik. Pada kolam 1x1 meter pun dia bisa berbiak banyak. Lagipula dimasak dengan bumbu kunyit, tutut rasanya enak sekali. Hmmm.....