Pesan untukmu,,,
“Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” (Anak Semua Bangsa-Pramudya Ananta Toer)
Selasa, Juli 27, 2010
Maru, selamat datang untuk membuat perubahan!!!
Mahasiswa. Sapaan ini akan menjadi mesra dan telah melekat pada teman-teman mahasiswa baru. Setiap tahun, ratusan bahkan ribuan pemuda berebut untuk mendapatkan posisi yang sama dan sekarang teman-teman yang duduk di kursi inilah yang mendapatkanya. Berbanggalah karena posisi ini adalah yang diinginkan oleh ribuan pemuda lagi yang ada di luar sana yang gagal bersaing karena kurang beruntung atau keterbatasan biaya pendidikan yang dimilikinya. Berpikirlah dan bergeraklah karena posisi ini menuntut setiap orang yang mendudukinya untuk melakukan sesuatu dan berbuat. Membuat sebuah perubahan, membuat sebuah perbaikan. Kumpulan sebuah-sebuah inilah yang nanti akan terkumpul menjadi satu dari ribuan mahasiswa yang akan membuat perbaikan dan kemajuan yang besar bagi Indonesia.
Posisi mahasiswa jelas diakui masyarakat kita sebagai sebuah posisi yang memiliki nilai tawar yang tinggi. Artinya, pada posisi ini mahasiswa dapat mempengaruhi kebijakan atau sebuah aturan jika tidak sesuai dan tidak memihak rakyat. Itu jika kita membicarakan permasalahan posisi tawar dari sudut pandang politik. Tetapi, mahasiswa memang tidak akan banyak memiliki banyak jarak dengan lingkup ini seharusnya. Sejak awal kemunculannya, mahasiswa begitu dekat dengan peran dan pergerakan politik. Di negara mana saja jika kita mau melakukan kilas balik sejarah.
Mahasiswa. Posisi ini memang jelas berbeda jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang telah dilalui oleh para pemuda pada beberapa tahun sebelumnya. Jika pada jenjang sebelumnya, para siswa banyak disibukkan dengan pertemuan di kelas, PR, tugas, ulangan, maka hal yang sama sangat mungkin juga akan ditemui pada jenjang perkuliahan. Tetapi, tentu saja orientasi harus sudah mulai bergeser. Manajemen waktu yang apik sangat diperlukan agar mahasiswa tidak terjebak pada rutinitas yang kalau boleh dikatakan “monoton” itu. Jika masih sama, maka pemuda yang berada pada posisi mahasiswa pun tidak akan pandai melakukan peran politik dan sosialnya karena sesungguhnya peran inilah yang menjadi penting bagi diri mahasiswa. Kaum intelek yang peduli dengan sesamanya, tidak hanya sibuk dengan kepentingan dirinya yang hanya berkutat dengan modul dan buku-buku kuliah agar nilai kuliahnya mendapatkan predikat A.
Tidak. Bukan berarti tulisan ini membuat teman-teman yang sekarang berstatus mahasiswa berpikir bahwa belajar tidak lagi menjadi kewajiban. Belajar adalah sebuah kebutuhan untuk manusia dan tentu saja mahasiswa sangat membutuhkannya. Belajar bisa dilakukan di mana saja dan sebuah teori tentang belajar mengatakan bahwa lingkungan adalah tempat dan sumber belajar yang terbaik. Dalam kondisi ini, mahasiswa dapat belajar dari lingkungan sekitar. Permasalahan masyarakat seharusnya membuat mahasiswa peka dan berpikir untuk memberikan solusi atasnya.
Sangat menyedihkan jika ternyata mahasiswa terjebak dan terperangkap pada padatnya susunan kurikulum saat ini. Kurikulum padat, praktikum sampai sore, tugas yang setumpuk, kuis tiap hari. Semuanya tidak layak untuk dijadikan alasan dan kambing hitam bahwa sekarang mahasiswa sulit memiliki waktu untuk berorganisasi, untuk mendapatkan life skill yang lain. Mau menyalahkan siapa? Sistem pendidikan kita sudah seperti ini. Mahasiswa yang tetap harus mencari celah untuk berkegiatan, untuk berorganisasi. Karena sekali lagi mahasiswa hadir untuk bergerak, untuk berbuat, untuk sebuah perubahan yang lebih baik. Maka, selamat datang untuk mahasiswa baru 2010. semoga kalian akan menemukan hakikat diri kalian di kampus hijau ini. Salam!!!
*Tutut Dwi Handayani
Bastin’06, masih menunggu waktu wisuda….
Tulisan pendek untuk adik-adikku di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
aktiv bgt nulis terus hehe smangat!!!
Posting Komentar