Solo, 2 April 2010
Sepertinya memang tidak ada yang istimewa dengan hari ini. Tapi sore nanti aku dan beberapa kawan akan melakukan pendakian ke Puncak Lawu. Sebenarnya ide yang cukup nekat juga karena diantara kami berenam (aku, dhika, djoko, tisna, anjar, dan qodri) tidak ada yang berpengalaman untuk memimpin pendakian. Hanya aku, tisna, dan qodri yang pernah ke sana. Tapi itu pun berada dalam posisi anggota tim, bukan ketua rombongan.
Tapi modal nekat ini cukup bisa menjadi modal awal ini. Entahlah, aku sangat ingin mendaki gunung pada saat ini. Kerinduan yang sangat kurasakan pada belaian angin gunung. Aku takut tidak bisa menikmatinya lagi besok-besok ketika waktuku di Solo semakin pendek saja. Setelah ini, aku mungkin akan sering berada di rumah, berperan sebagai anak gadis pada umumnya. Aku ingin memeluk gunung jika ini menjadi pendakianku yang terakhir, meskipun aku tidak berharap begitu. Aku masih ingin mendaki gunung-gunung yang lain. Baru beberapa kali saja aku mendaki dan aku sudah begitu cinta dengan gunung. Sama seperti aku cinta dengan laut. Dengan hawa asinnya.
Karena itulah ide itu kucetuskan di antara beberapa kawan dan mereka mengamininya. Maka, terciptalah tim ekspedisi dengan bondo nekatnya. Semoga perjalanan ke Puncak Lawu lancar dan kami dapat kembali dengan selamat ke kampus. Membawa nafas baru dan semangat guru setelah gunung memeluk kami dengan dinginnya. Mari mendaki!!!
2 komentar:
banyak orang menyangka dengan mendaki gunung ia berhak meng-klaim dirinya sebagai pecinta alam.
banyak orang merasa hebat ketika sudah menginjakkan kaki di puncak gunung.
banyak pendaki gunung yang bermaksiat di sana (maaf setidaknya ketika saya masih suka mendaki gunung dulu) padahal gunung sendiri sangat takut kepada Allah.
tetapi tak bisa disanggah,..
dari atas puncak gunung kita temui keindahan keagungan ciptaan Allah yang tiada tara.
dan semoga kita bisa menikmati keindahan dan keagungan itu dengan tetap merasa sang Khalik di sana,,
Posting Komentar