Aku membaca novel ini pada Oktober tahun
lalu. Sebenarnya, novel ini sudah terbit lebih lama dari itu. sekitar tahun
2009 atau 2010 mungkin karena aku sudah melihatnya di Gramedia. Tentu saja,
saat aku melihatnya, aku langsung membalik dan melihat daftar harga di
belakangnya. Maklumlah, keuangan mahasiswa harus menjadi catatan. Aku, yang
kata teman-teman termasuk orang yang gila buku, pun harus sadar diri dan lebih
memilih buku-buku lain yang lebih kubutuhkan waktu itu. lama sekali buku ini
dipajang di Gramedia karena sampai sekarang pun mungkin masih bisa menemui buku
ini dalam pajangan rak buku di sana.
Aku, jujur saja, langsung tertarik dengan
buku yang memiliki sampul warna hijau dengan gambar sama seperti judulnya, “perahu
kertas”. Kugy dan Keenan, dua tokoh utama dalam novel ini. aku mengetahuinya
saat membaca sinopsis singkat di cover bagian belakang. Dan karena membaca
sinopsis inilah aku langsung tergelitik dan tersenyum sendiri, saat itu juga. Saat selesai membaca buku ini, keinginan untuk membuat catatan tentang buku ini langsung hadir seketika. Sama seperti yang terjadi padaku jika aku selesai membaca buku bagus dan menarik untukku. Tapi, keinginan itu baru bisa kuwujudkan sekarang. Entah apa yang terjadi pada beberapa bulan lalu yang membuatku terlambat menulis tentang buku ini? (hehe...)
Perahu Kertas. Sebenarnya lagi, saat Oktober
lalu aku membelinya dari sebuah pusat penjualan buku murah di Yogyakarta, aku
tidak membeli buku itu untuk diriku sendiri. Seorang teman ingin dibelikan buku
itu. Tapi, kemudian aku meminta izin temanku itu untuk memiliki buku itu
terlebih dahulu. Karena aku telah membacanya semalaman dan buku itu telah
membuatku jatuh cinta. Sekali lagi.
Iya, buku yang tidak seberapa tebal itu telah
membuatku jatuh cinta sekali lagi. Bukan pada siapa-siapa, tetapi pada diriku
sendiri dan mimpi-mimpi masa kecilku. Buku itu membuatku mengingat diriku
sendiri waktu masa kecil dulu. Perahu kertas. Aku dulu suka membuatnya dan
mengalirkannya ke selokan saat pulang sekolah sambil berceloteh ria. Sama seperti
yang dilakukan oleh tokoh Kugy dalam novel Perahu Kertas.
Perahu Kertas telah membawaku kembali masuk
dalam lorong waktu dan mengajakku membongkar mimpi-mimpi masa kecilku. Khayalan-khayalan
aneh milikku saat kecil dulu. Satu yang membuatku jatuh cinta dengan buku ini
adalah kecintaan Kugy dengan laut. Ah, ya. Mungkin benar teori cinta yang
mengatakan bahwa seseorang akan mencintai sesuatu yang seperti dirinya karena
seseorang yang mencintai seseuatu yang lain sebenarnya sedang mencintai dirinya
sendiri. Dan aku sekali lagi harus mengatakan bahwa aku telah jatuh cinta
dengan buku ini.
Perahu Kertas. Ada Kugy dan Keenan di sana. Ada
khayalan dan lukisan indah yang dibuat menjadi satu cerita yang indah. Tertawa ngakak, menangis, merenung adalah yang
kulakukan saat membaca buku ini semalaman suntuk. Novel yang ditulis oleh Dee
ini tidak sekadar menyajikan cerita cinta yang sekadarnya. Lebih dari itu.
karena itulah, kalian harus membaca sendiri novel perahu kertas ini.
Dan aku lebih senang lagi karena novel ini
akan difilmkan. Aku sudah mencari trailernya dan berharap film yang akan
ditayangkan tidak kalah dengan novelnya. Meskipun, tentu saja, khayalan yang
kumiliki saat membaca novel ini pastilah yang tidak terkalahkan...(haha....)
Dan kalian memang harus membacanya. Ambillah buku
ini lalu bayar di kasir jika kalian melihatnya di toko buku manapun.
(hehe...promosi..)
*dan perahu kertas siap berlayar,
Sauh telah diangkat, layar telah dikembangkan,
angin sudah bertiup.
Saatnya memulai perjalanan untuk bertemu Neptunus.....^^v
1 komentar:
Kunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
tetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D
Posting Komentar